Cari Blog Ini

Minggu, 01 Juni 2014

Mesin Perontok padi Tampa Pemotongan





Mesin perontok padi tampa pemotongan


Perencanaan Elmen Mesin







OLEH
Agus Hartono
F1C 011 004



JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2014


 


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
Indonesia  adalah  Negara agraris  yang  memiliki hasil-hasil  pertanian  yang  cukup bereneka  ragam. Sejalan  dengan  perkembangan  teknologi  sekarang  ini, semua  yang berkaitan  dengan  mesin  ataupun  bukan mesin  selalu  berhubungan  dengan  teknologi. Apalagi produsen  yang  memproduksi  suatu alat sangat kualahan untuk memenuhi permintaan dari konsumen. Maka  dari  itu  perlu  adanya  pengembangan  alat produksi  yang  bisa  membantu  proses  produksi  secara cepat  dan  efisien.  Namun, sekarang  ini  masih  banyak pekerjaan  yang  sebenarnya  bisa  dibantu  dengan  suatu alat  atau  mesin, tetapi  para  pelaku  produksi  masih menggunakan  proses  secara  manual.  Seperti  halnya yang  terjadi  pada  petani  penghasil  padi.  Sekarang ini masih banyak petani yang memakai cara manual untuk merontokkan padi, ada yang sudah memakai alat tetapi masih menggunakan  tenaga  manusia  sebagai penggeraknya. Padahal untuk memperoleh hasil panen yang  banyak  dan  bersih,  petani  harus  melakukan beberapa  tahapan dalam merontokkan  padi dan kemudian  membersihkan  padi  dari  kotoran-kotoran (jerami)  yang berasal  dari  potongan-potongan  daun atau  tangkai  pohon  padi  yang  terkena perontoknya. Apabila  semua  itu  dilakukan  oleh  mesin  maka  petani akan terbantu dan akan memperoleh padi yang dipanen lebih banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat.
Pekerjaan perontokan padi sebelumnya diselesaikan dengan  menggunakan  bantuan  mesin  perontok  padi (thresher).  Dalam  melakukan  proses  pengerjaan dilakukan beberapa  pekerja  secara bergantian dengan posisi  kerja  berdiri.   Dan  terdiri  dari  beberapa rangkaian  kegiatan  yang  dilakukan  yaitu  tenaga  kerja bagian  pemotongan,  pengumpul,  operator  mesin, pengemasan. Yang  tentunya  dibutuhkan  sekitar  15 – 20  orang  tenaga  kerja  dan  luas  area  yang  bisa dilakukan kurang lebih satu hektar perhari.
Maka  dari  itu  perlu  adanya  mesin  perontok  padi (combine harverter) yang  ekonomis dan  inovasi atau pengembangan yang harus mendukung, yaitu pada bagian pemotongan,tangan pengkait, pemisah  gabah, dan pengarungan ( pengumpulan ). Kemudian tenaga kerja yang dibutuhkan hanya 2-3 orang tenaga kerja, serta  luas  area  perhari  bisa  mencapai  3-4  hektar perhari.
1.2.       Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari perencanaan mesin combine harverter ini adalah:
1)      Untuk merencanakan kembali motor penggerak, poros, puli, belt, dan bantalan sehingga hasilnya diharapkan dapat lebih baik daripada mesin yang telah ada sebelumnya.
2)      Dalam perencanaan mesin combine harverter ini diharapkan agar pekerja  dapat  bekerja  dengan  efisien,  nyaman,  sehat, dan efektifn.
1.3.       Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada perencanaan mesin combine harverter ( Mesin Perontok Padi Sederhana Tampa Memotong ) ini adalah:
1.      Hanya membahas perencanaan beberapa komponen penting, yaitu: poros, puli, belt, pasak dan bantalan.
2.      Tidak mewujudkan mesin yang direncanakan dalam bentuk produk jadi, tetapi hanya dalam perencanaan dan bentuk desain gambar.
3.      Tidak menguji langsung kelapangan
1.4.       Manfaat
Perencanaan mesin panen padi ini dimaksud untuk mendapatkan suatu bentuk rancanga mesin pemanen padi yang dapat dioprasikan lebih murah dari mesin panen padi yang telah ada, maupun cara panen padi tradisional. dengan demikian akan membantu meningkatkan taraf hidup petani
1.5.       Gambaran umum
Cara kerja mesin perontok padi ini meliputi
a.       Tangan pengkait
Tangan pengkait berfungsi untuk mengumpan pohon padi ke sistem pemotongan

Gambar 1.1 Tangan pengkait
b.      Sistem pemotongan
Sistem pemotongan pada alat ini  memanfaatkan gerak putar (rotasi) dikonversikan ke gerak lurus ( translasi ) untuk menggerakkan mata pisau  pemotongan

Gambar 1.2 sistem pemotongan

c.       Spline
Berfungsi untuk mengarahkan padi ke bagian belt bersirif  (pengangkut )

Gambar 1.3 Spline
d.      Belt bersirif
Berfungsi untuk mengangkut padi dari bagian pemotongn ke bagian perontokan

Gambar 1.4 Belt bersirif
e.       Silinder Perontok
kemudian padi dimasukan ke bagian perontokan untuk memisahkan jerami dan butir – butir padi

Gambar 1.5 Silinder Perontok





Tidak ada komentar:

Posting Komentar